Salah satu Alumni Pondok Pesantren Al Khoziny sedang memotong besi dari bekas mushola yang runtuh. Sidoarjo (aksaraindonesia.id) – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Bazarnas) akhirnya mengizinkan alumni Pondok Pesantren Khoziny untuk membantu membersihkan puing-puing reruntuhan mushola. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Sub Direktorat Pengerahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer kepada Aksaraindonesia.id di Posko Basarnas di Buduran Sidoarjo, Sabtu (04/10/2025) siang.
“Sejak jumat sore tepatnya pukul 18.00 WIB kemarin, tim alumni Pondok Pesantren sudah mulai membantu kami membersihkan puing-puing yang ada, ” kata pria asal Palembang.
Emi freezer menambahkan tim alumni terbagi dalam dua shif, dimana masing-masing shift berjumlah 20 orang. Tim alumni ini diberi tugas untuk memotong besi dan mengangkut puing-puing. Untuk alat potong besi, tim alumni sudah mempersiapkan sendiri.
Apakah wali santri juga dilibatkan? Emi Freezer menegaskan tidak, hingga berita ini diturunkan Basarnas belum memberikan izin bagi wali santri untuk membantu.
“Kami memang tidak mengizinkan wali santri untuk membantu namun kami mengizinkan wali santri untuk melihat langsung proses evakuasi di TKP, ” ungkap pria yang sudah bergabung di Basarnas selama 29 tahun ini.
Untuk wali santri, ungkap Freezer, dilakukan secara berganti, maksimal di tempat kejadian perkara (TPK) tiga orang kelompok maksimal 3 orang namun untuk berapa lama wali santri ingin melihat, pihak Basarnas tidak membatasi.
Emi freezer menegaskan bahwa tim alumni Pondok Pesantren Al Khoziny pun hanya membantu membersihkan puing-puing bukan melakukan evakuasi korban.
“Sebab tugas evakuasi hanya dilakukan oleh tim rescue dengan menggunakan baju hazmat level satu, ” imbuhnya.
Freezer menambahkan bantuan dari tim alumni Pondok Pesantren Al Khoziny ini sangat membantu sebab pembersihan puing-puing memang harus segera dilakukan seiring dengan proses evakuasi korban.