
Jakarta ( Aksaraindonesia.id) – Dalam peluncuran autobiografinya, Erros Djarot mengungkapkan betapa pentingnya sejarah rumah Jl. Sriwijaya 26, Jakarta, kediaman Bu Fatmawati yang dianggapnya sebagai promotor sekaligus sosok ibu. Dari situ pula, ia memulai perjalanan musikalnya dengan dididik oleh Guruh Soekarnoputra, yang menjadi guru pertamanya dalam bermusik.
Erros juga menyinggung pengalamannya tentang dunia politik, yang ditulisnya dari ruang kontemplasi dengan niat tulus. “Saya menulis bukan untuk dikenang, tapi untuk meninggalkan jejak yang jujur, meski pahit,” ujarnya tegas, menegaskan prinsip kejujuran yang menjadi landasan tulisannya.
Buku ini bukan hanya mengisahkan perjalanan hidup Erros yang penuh warna, tetapi juga menampilkan nilai-nilai moral dan spiritual yang menjadi pegangan teguhnya: keberanian, kesetiaan pada kebenaran, serta integritas dalam berkarya dan berjuang.
Kesaksian mengharukan datang dari sang istri, Dewi Djarot, yang menggambarkan suaminya sebagai sosok pria yang setia kepada isteri, keluarga, dan nilai-nilai hidup yang ia pegang. “Terima kasih kepada suami saya yang telah menjadikan saya versi yang lebih baik dari yang buruk,” kata Dewi. Ia juga menyoroti kedalaman intelektual dan spiritualitas Erros, yang menjadi dasar kuat dalam segala aspek kehidupannya